Beranda | Artikel
Telaga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Senin, 1 April 2019

Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan

Telaga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merupakan rekaman kajian Islam yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Syarah Aqidah Thahawiyah karya Imam Ath-Thahawi Rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 10 Jumadal Akhirah 1440 H / 15 Februari 2019 M.

Status Program Kajian Kitab Syarah Aqidah Thahawiyah

Status program Kajian Syarah Aqidah Thahawiyah: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Jum`at pagi, pukul 06:00 - 07:30 WIB.

Download kajian sebelumnya: Peristiwa Isra’ Mi’raj

Kajian Tentang Telaga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam – Syarah Aqidah Thahawiyah

Pembahasan sebelumnya sampai kepada permasalahan Isra’ dan Mi’raj. Telah dijelaskan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan Isra’ dan Mi’raj, diantara hikmah dari Isra’ dan Mi’raj tersebut. Diantara pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan naiknya Nabi ke Sidratul Muntaha sehingga mendengar langsung perkataan Allah, menerima kewajiban shalat adalah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Rabb yang maha tinggi, tinggi DzatNya dan itu merupakan salah satu dalil yang menjelaskan ketinggian Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kemudian setelah itu, Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi Rahimahullah menjelaskan perkara yang lain yang berkaitan dengan aqidah Ahlus Sunnah yang berkaitan dengan telaga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi Rahimahullah berkata bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan telaga tersebut. Tegala yang merupakan karunia dan pertolongan untuk umatnya adalah suatu kebenaran.

Ini salah satu dari prinsip aqidah yang diyakini oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah bahwa di akhirat kelak, di Padang Mahsyar, setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala membangkitkan manusia dari kubur mereka dan mengumpulkan manusia di Padang Mahsyar untuk dihisab atau untuk diadili oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kita mengetahui bagaimana dahsyatnya kondisi Padang Mahsyar. Kondisi manusia merasakan kehausan dan merasakan panasnya terik matahari dikumpulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di suatu tempat Padang yang luas yang tidak memiliki naungan sama sekali dan dalam kondisi yang seperti itu manusia sungguh merasakan kondisi yang sangat sulit. Manusia membutuhkan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan juga agar Allah menyegerakan keputusan pengadilan yang maha adil. Sehingga mereka tidak berlama-lama berada di Padang yang kondisinya sangat menakutkan.

Pada kondisi yang seperti itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin memuliakan Nabi yang mulia Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan kemuliaan ini juga akan dirasakan oleh umatnya. Bahwa Allah memberikan kemuliaan kepada beliau dengan menghadirkan telaga penuh dengan air yang bersumberkan dari surga.

Apa yang yang dijanjikan oleh Allah bagi NabiNya, itu merupakan kebenaran. Dan yang demikian itu pasti akan terjadi. Makanya di sini Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi Rahimahullah menjelaskan bahwa telaga yang merupakan kemuliaan yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada hari kiamat kelak merupakan kebenaran yang wajib kita yakini, kebenarannya wajib kita terima dan kita imani beserta seluruh sifat-sifat yang berkaitan dengan telaga ini.

Adapun dalil yang menjelaskan kebenaran tentang telaga ini, telah terdapat dalam hadits yang Mutawatir (diriwayatkan oleh banyak para Sahabat). Puluhan para Sahabat yang meriwayatkan hadits tentang telaga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan ini tentunya suatu kebenaran. Mustahil para Sahabat berbohong dalam meriwayatkan hadits tersebut.

Disebutkan oleh Imam Ibnu Abi al-Izz al-Hanafi dalam kitab Syarah Aqidah Thahawiyah bahwa Sahabat yang meriwayatkan hadits tentang telaga tersebut itu lebih dari 39 Sahabat. Bahkan sebagian para ulama menyebutkan lebih dari atau sampai 50 Sahabat yang meriwayatkan hadits tentang telaga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tentu hal ini tidak meninggalkan lagi ruang untuk keraguan tentang kebenaran telaga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Diantara hadits yang menjelaskan tentang telaga tersebut bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda diriwayatkan Imam Bukhari. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

إِنَّ قَدْرَ حَوْضِي كَمَا بَيْنَ أَيْلَةَ وَصَنْعَاءَ مِنْ الْيَمَنِ وَإِنَّ فِيهِ مِنْ الْأَبَارِيقِ كَعَدَدِ نُجُومِ السَّمَاءِ

“Luas telagaku bagaikan antara Ailah dan Shan’a di Yaman, dan berisikan kendi-kendi yang jumlahnya bagaikan jumlah bintang di langit.” (HR. Bukhari)

Kita mengetahui bahwa tidak seorangpun yang mengetahui berapa jumlah bintang yang ada di langit, sungguh sangat banyak sekali. Kemudian juga dengan hadits yang lain Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan:

لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِي الْحَوْضَ حَتَّى عَرَفْتُهُمْ اخْتُلِجُوا دُونِي فَأَقُولُ أَصْحَابِي فَيَقُولُ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ

“Ada beberapa orang sahabatku menuju telagaku, hingga di waktu selanjutnya aku tahu bahwa mereka disingkirkan dariku sehingga aku berteriak-teriak; ‘(mereka) sahabatku!, ‘maka Allah menjawab; ‘Engkau tidak tahu apa yang mereka lakukan sepeninggalmu`” (HR. Bukhari)

Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa niscaya nanti akan datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di telaga beliau orang-orang yang mereka kenal dari kalangan Sahabatnya. Akan tetapi tiba-tiba mereka diusir dari telaga tersebut. Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata, “Sahabat-sahabatku!” karena Nabi mengenal mereka. Lalu dikatakan bahwa “Engkau tidak tahu apa yang telah mereka ada-adakan dalam urusan agama ini sepeninggalmu.”

Hadits ini menjelaskan bahwa telaga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam benar adanya, kemudian nanti akan ada orang-orang yang diusir dari telaga tersebut yang mereka dikenal oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Akan tetapi para ulama menjelaskan yang dimaksud أَصْحَابِي adalah orang-orang yang hidup di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam akan tetapi keislamannya dinodai atau tercampur dengan kemunafikan. Secara dzahirnya, Nabi mengenal mereka. Akan tetapi mereka pada hakekatnya tidaklah beriman karena munafiq. Hanya penampilan mereka di hadapan Nabi bersama para Sahabat mengucapkan Laa ilaha illallah dan ternyata mereka orang-orang munafik.

Simak menit ke – 13:17

Download MP3 Kajian Tentang Telaga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam – Syarah Aqidah Thahawiyah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/46930-telaga-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam/